Beranda

Monday, October 22, 2012

Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Alkhairaat Tilamuta


Di setiap episode peradaban sejarah bidang pendidikan menduduki panggung utama dalam kehidupan umat manusia. Untuk menjadi sebuah negara maju dan berkembang, pendidikan menjadi syarat yang pertama dan utama. Sistem pendidikan Islam yang secara khusus berorientasi kepada usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia dibutuhkan sebagai penggerak pembangunan di segala bidang. Di lain pihak sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pendidikan yang dikelola oleh lembaga-lembaga Islam dan Pondok Pesantren memiliki peran penting memberikan kontribusi dalam bentuk melengkapi pendidikan dan pengajaran umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan keislaman bagi masyarakat ini menjadi suatu hal yang urgen untuk membentuk komunitas yang 'sehat' intelektual maupun spiritualnya.

Sejarah Berdiri
Pondok Pesantren Alkhairaat didirikan pada tahun 1930 di kota Palu, Sulawesi Tengah oleh Guru Besar Al-'Âlimul ‘Allamah Al Habîb As Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri, seorang ulama yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Sepeninggal beliau kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Habib Sayyid Muhammad bin Idrus Al-Jufri, yang kemudian-setelah Habib Muhammad wafat- kepemimpinan di teruskan oleh cucunya Habib Sayyid Saggaf bin Muhammad bin Idrus Al-Jufri. Dalam perjalanannya, hingga kini Pondok Pesantren ini telah memiliki lebih dari seribu cabang yang banyak tersebar di Kawasan Timur Indonesia.

Alkhairaat Tilamuta sendiri mulai di rintis pada 2 Mei tahun 1969 M dan diresmikan oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri pada 30 Juni 1969. Berawal dari sebuah bangunan tua pinjaman masyarakat Tilamuta, berpindah-pindah tempat di beberapa desa di Tilamuta, hingga akhirnya saat ini berdiri kokoh di lahan seluas + 5 ha di Desa Modelomo - Tilamuta

Visi dan Misi

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren Alkhairaat mempunyai beberapa Visi dan Misi, antara lain:
1. Membentuk insan-insan yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt. dan berkualitas yang mampu menciptakan hubungan yang selaras antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan khaliqnya.
2. Menanamkan misi keislaman yang hakiki dalam kehidupan masyarakat melalui jalur dakwah serta usaha-usaha sosial lainnya.

Sumber Dana
Dalam memenuhi kebutuhan finansial pendidikannya, sumber dana Pondok Pesantren berasal dari:
1. Usaha mandiri yang dikelola oleh pihak pesantren seperti Toserba, peternakan, perkebunan dan lainnya.
2. Manajemen pesantren dilakukan secara swadana dan swakelola
3. Bantuan pemerintah
4. Usaha-usaha wakaf yang di sumbangkan masyarakat untuk di kelola pihak pesantren
5. Sumbangan masyarakat dan wali murid
6. Pembayaran SPP santri

Jam belajar
Jam belajar di Pondok dimulai jam 04.30 saat shalat subuh dan berakhir pada pukul 22:00. Jam belajar ini terbagi menjadi dua bagian:
- Pendidikan formal dimulai dari pukul 07.00 – 13.00
- Kegiatan non formal selain waktu tersebut.

Kurikulum Pelajaran
Pendidikan Formal dimulai pukul 07.00. Dalam pengajarannya, Ponpes Alkhairaat memakai dua kurikulum; kurikulum Alkhairaat dan kurikulum Depag. Ujiannya pun dua kali; ujian Alkhairaat dn ujian Depag. Ijazah pun dua; ijazah Alkhairaat dan ijazah Depag. Untuk saat ini, ijazah Aliyah Alkhairaat alhamdulillâh sudah mu'adalah dengan ijazah Tsanawiyah (yang di Indonesia setingkat dengan Aliyah) Al-Azhar.

Untuk pelajaran-pelajaran Depag, seperti akidah akhlak, Qur'an Hadits, Biologi, Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia dan lainnya Al Khairaat menyesuaikan dengan buku-buku panduan yang berasal dari Depag. Untuk pelajaran pondok, menggunakan buku-buku turâts/literatur klasik, atau buku-buku yang disusun oleh tim dari pengurus pusat Alkhairaat.

Dalam pendidikan formal, mata pelajaran pondok untuk madrasah Aliyah dan buku panduan yang digunakan sebagai berikut:

Al-Qur'anul Karim > Al-Qur'anul Karim

Tafsirulqur'an > Tafsir Jalâlain, Tafsir An-Nasafi

Ulumul Qur'an > Mabâhits fî Ulûmil Quran; Manna Khalil Qaththan

Hadits > Riyadushalihin; An-Nawawi

Mushtalahul Hadits > Kitab Musthalah Hadits

Fiqih > Attadzhib Syarh Matnil Ghayah wa At-Taqrib; Mushtafa Daib Al-Bigha, Al-Yaqutunnafis 'Ala Madzhabi ibni Idris

Ushul Fiqh > Ilmu Ushul FIqh; Abdul Wahhab Khallaf

Faraidh > Takmilatu Zubdatil Hadits fi Fiqhil Mawarits; Muhammad bin Salim Al-Husaini Attarimi

Tauhid dan Akhlak > Al-Hushunul Hamidiyah

Tarikh Tasyri' > Tarikhuttasyri'; Abdul Wahab Khallaf

Nahwu > Al-Kawakib Addurriyyah Syarh Mutammimatil Ajrumiyah

Balaghah > Al-Balaghatul Wadhihah, Al Mukhtashar fi ‘Ilmil Balâghah

Pendidikan Non Formal
Ada beberapa pendidikan nonformal yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan santri. Pendidikan tersebut antara lain:

1. Latihan Pidato Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengasah kemampuan santri berbicara di depan umum. Bentuknya ada dua macam:
a. Harian
Setiap hari ada 4 orang santri yang ditugaskan secara bergilir untuk menyampaikan ceramah dengan bahasa Indonesia. Satu santri setelah Shalat Shubuh, dua santri setelah Dhuhur dan satu lainnya setelah Shalat Asar

b. Mingguan
Kegiatan mingguan ini biasanya dilaksanakan setelah Shalat Maghrib. Pidato bahasa Indonesia setiap malam Senin dan pidato bahasa Arab dan Bahasa Daerah Gorontalo dan Tomini dilaksanakan setiap malam Rabu. Dalam setiap pertemuan ada sekitar 10 pembicara. Setiap orang mewakili kelasnya masing-masing dan diatur secara bergilir.

2. Baca Kitab Barzanji
Kegiatan ini biasa dilaksanakan setiap malam Jumat seusai shalat Maghrib. Kegiatan ini dimaksudkan agar para santri mengenal Nabinya dan menanamkan rasa cinta kepadanya, sekaligus sarana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sering mengadakan acara baca barzanji ini dalam acara tasyakuran, pesta pernikahan dan peringatan maulid nabi.

3. Talaqqi Kitab Kuning
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam penguasaan kitab turats. Kitab-kitab yang dikaji diluar jam formal antara lain Mutammimah Al-Ajrumiah; Syamsuddin Ar-Ra'ini, Al-Kafrawi, Mulhatul I'rab, Risatul Mu'awanah; Habib Abdullah Al-Haddad, Nashaihuddiniyah; Habib Abdullah Al-Haddad, Nashaihul 'ibad; Imam Nawawi Al-Bantani, Kifayatul Akhyar, Tafsir Ibni Katsir dan kitab lainnya. Disamping itu ada beberapa kitab Matan yang wajib dihapal oleh seluruh santri antara lain; Matan Abi Syuja', Matan Bina wal Asas, Matan Ajrumiyah dan Hadits Arba'in Nawawiyah.

Kegiatan membaca kitab kuning ini dilakukan biasanya pada pagi hari sebelum apel pagi, setelah Shalat Dhuhur sebelum makan siang dan setelah Shalat Isya.

4. Belajar di kelas malam hari
Kegiatan belajar mengajar formal di siang hari juga di mantapkan pada belajar di kelas pada malam hari. Pelajaran-pelajaran yang tidak cukup waktu untuk diajarkan formal di kelas diajarkan pada malam hari setelah Magrib atau Isya dengan menggunakan ruang kelas atau mesjid.

Kehidupan Asrama
'Kehidupan asrama' dimulai sejak terbitnya fajar shadiq mendekati shubuh. Setiap santri bergegas menuju bak mandi dan tempat wudhu untuk mempersiapkan diri melaksanakan shalat shubuh secara berjamaah. Yang menjadi imam biasanya adalah para Ustadz atau para santri senior. Setiap hari Jumat biasanya dilaksanakan jamaah Shubuh dengan membaca Surat Alif laam Tanzil dan Surat Al-Insan dan melakukan sujud tilawah. Setelah shalat santri membaca zikir bersama dilanjutkan dengan penyampaian kuliah Shubuh dari 2 orang santri yang dijadwal secara bergiliran. Setelah itu santri mendengarkan wejangan dan nasehat dari pak Kiai. Bila ada tamu yang datang ke pondok, biasanya diperkenalkan dan diminta untuk memberikan sedikit ceramah setelah Shalat Shubuh ini.

Para santri kemudian bersiap untuk ke sekolah menjalani pendidikan formal. Antara waktu keluar dari mesjid (pkl. 06.00( hingga jam masuk (pkl. 07.00) pak Kiai biasanya memberi kesempatan kepada santri yang ingin mendalami pelajaran nahwu-sharaf dan sulûk. Sistem belajarnya adalah baca langsung. Pak Kiai memperbaiki bacaan dan menjelaskan hal-hal penting yang belum dipahami. Kitab yang dipakai untuk Qira'ah-- begitu kami biasa menyebutnya--antara lain Kitab mukhtashar jiddan, Al-Kafrawi, Kawakibuddurriyyah, Risatul Mu'awanah, Nashaihuddiniyah, Nashaihul 'ibad dan Nashaihuddiniyah.

Pukul 12.00 dilaksanakan Shalat Dhuhur berjamaah. Di awali dengan penampaian ceramah singkat oleh dua orang perwakilan santri putra dan putri, dan biasanya ada sedikit penyampaian dan pengumuman dari pak Kiai atau dari Asatidzah yang hadir. Setelah melaksanakan shalat, santri kembali masuk kedalam kelas hingga pukul 14.00. Untuk makan siang, para santri di sediakan makan bersama / catering. Hal ini dimaksudkan untuk mempererat keakraban dan kebersamaan santri serta tukar informasi kegiatan belajar di kelas masing-masing. Waktu antara shalat Dhuhur dan Asar itu digunakan untuk makan juga untuk istirahat.

Shalat Asar berjamaah pkl. 16.00. Setiap selesai shalat santri membaca zikir setelah shalat dengan keras dan berjamaah. Dilanjutkan dengan kuliah Ashar yang disampaikan oleh santri secara bergilir. Setelah itu santri tilawah Al-Quran sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Misalnya; hari Senin Surat Al-Muzzammil, hari Selasa baca surat Al-Insan dan begitu seterunya. Khusus hari Jumat sore santri membaca tahlilan. Hal ini dimaksudkan selain sebagai hadiah pahala bagi orang-orang tua yang telah meninggal juga latihan sebelum terjun ke masyarakat. Setelah itu santri olahraga bersama, ada yang main sepak bola, latihan voli, sepak takraw, silat, ada yang main bulu tangkis dan lain sebagainya.

Pkl. 18.00 kembali berkumpul di Mesjid untuk melaksanakan Shalat Maghrib berjamaah. Pakaian yang digunakan pada saat Shalat Maghrib biasanya adalah kemeja koko putih, kopiah putih dan sarung. Acara setelah Maghrib ini terbagi beberapa macam sesuai jadwal; ada waktu untuk tilawah bersama, ada waktu untuk talaqqi, belajar riyadhusshâlihin, ada muhadharah Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia mewakili kelas masing-masing dan beberapa malam tertentu ada kegiatan belajar malam di kelas. Untuk belajar malam paling banyak santri belajar nahwu sharaf.

Setelah Isya, para santri masak untuk makan malam. Bagi yang sudah masak waktu sore hari bisa langsung belajar dan menghapal pelajaran besok hari. Setiap hari pasti ada pelajaran yang mesti dihapal. Bisa sampai 3-4 pelajaran. Yang tidak bisa menghapal dihukum berdiri di depan kelas. Kecuali malam Jumat, santri dibebankan kegiatan ekstra kurikuler tambahan, latihan beladiri (karate/silat) untuk mengasah kekuatan dan ketrampilan beladiri, latihan seni tari (samrah) untuk kelenturan, seni budaya. Para santri wajib masuk asrama dan tidur sekitar pukul 10.00. Khusus malam Jumat, santri dibangunkan lebih awal, pukul 02.30 untuk melaksanakan shalat tahajjud berjamaah.

Pengabdian Kepada Masyarakat
Kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dimaksudkan juga sebagai sarana pendidikan non formal terhadap santri dan melatih mereka untuk mudah berbaur dengan warga masyarakat. Diantara kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang sering dilakukan adalah;

1. Menghadiri Shalat Jenazah
Setiap ada anggota masyarakat yang meninggal, biasanya para santri diundang untuk menyolatkan. Kadang santri dijemput dengan mobil atau berjalan kaki. Di satu sisi, hal ini menguntungkan santri karena lebih bisa mengamalkan ilmu, bisa akrab dengan masyarakat dan lebih mengingatkan santri kepada kematian. Tapi disisi lain banyak jam pelajaran yang terpakai untuk pelaksanaan pelayatan jamaah ini.

2. Mengahadiri acara tahlilan
Kehadiran Pesantren di kalangan masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Disaat ada kematian, selain di undang untuk menyalatkan, para santri juga biasa diundang untuk turut mendoakan dalam acara tahlilan yang biasanya diadakan pada hari ke-7 hari ke-40 dan hari ke-100 setelah meninggalnya mayit. Undangan ini biasanya ba'da maghrib dan diikuti oleh 5-10 orang santri. Sebelum acara tahlilan itu biasanya didahului dengan khataman al-quran lebih dahulu.

Para santri rata-rata hapal dengan bacaan tahlil itu sebab selain langsung berkecimpung dalam masyarakat, setiap jumat ba'da Ashar diadakan acara tahlilan berjamaah di mesjid.

3. Mengisi ceramah-ceramah dan takziah
Dalam setiap acara-acara takziah, para santri biasa diundang untuk memberikan ceramah agama. Demikian pula dalam acara peringatan hari-hari besar Islam.

4. Menjadi khatib jumat di mesjid-mesjid
Para santri biasanya sudah ditugaskan untuk menjadi khatib di mesjid-mesjid sejak kelas I Tsanawiah. Pembinaan untuk menjadi khatib dan penceramah yang baik juga terus dilakukan melalui latihan pidato dan lain sebagainya.

5. Menjadi Imam mesjid saat bulan ramadhan
Pihak pondok meliburkan santrinya setiap bulan Ramadan untuk memenuhi permintaan masyarakat, yang kerap kali meminta para santri untuk menjadi imam Shalat Tarawih dan memberikan ceramah selama Bulan Ramadan sekaligus menyampaikan khutbah saat Idul Fitri.

6. Melaksanakan kerja bakti dan aktifitas social kemasyarakatan
Diantara kegiatan sosial yang rutin dilaksakan adalah membantu membersihkan jalan dan daerah sekitar lokasi pesantren, membantu masyarakat di wilayah bencana alam sekitar pesantren seperti kebakaran, banjir dsb., bahkan ikut berpartisipasi dalam pembangunan jalan dan jembatan desa.

Kurikulum Ideal
a) Ilmu Agama:
Dalam hal ini penguasaan santri terhadap buku buku turâts/literatur klasik yang berkenaan dengan tajwid, tafsir, tauhid, fiqih, usul fiqih, faraidh, perbandingan agama, tarikh Islam dan terjemah Al Quran harus lebih ditingkatkan. Kemampuan Bahasa Arab secara aktif perlu terus mantapkan. Para santri juga perlu terus di dorong dan dibina untuk mengahapal Al-Quran dan Hadits sebagai sumber hukum Islam.
b) Ilmu Umum:
Penguasaan santri terhadap mata pelajaran ilmu umum terasa masih kurang. Para santri paling tidak dibekali dengan penguasan konsep-konsep dasar mata pelajaran ilmu bumi, sejarah Indonesia, matematika, fisika, biologi, antropologi, ilmu jiwa, bahasa Indonesia dan lainnya. Peningkatan bahasa, terutama Bahasa Arab dan Bahasa Inggris merupakan bagian penting dalam kurikulum ilmu umum.

c) Ekstrakurikuler:
Program kegiatan dan pelajaran ekstrakurikuler merupakan bagian penting sekali bagi setiap pranata pendidikan,

Selain dari perannya sebagai bagian pelajaran yang memperluas pengetahuan dan ketrampilan para santri, program ekstrakurikuler juga merupakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan santai. Kegiatan semacam ini penting sekali dalam perkembangan mental dan fisik seorang pemuda. Memang sudah banyak penelitian mengenai cara pemuda-pemudi belajar dengan baik dan ternyata tidak cukup bagi para pemuda kalau hanya diberi pelajaran di dalam ruang kelas dengan buku-buku.

Kegiatan ekstra yang bagus untuk dikembangkan adalah kegiatan yang bersifat praktis seperti jurnalistik santri, pelatihan komputer, latihan beladiri, olah raga umum, lomba pidato, bertani, mendaki gunung saat liburan dan lain sebagainya. Para santri pun perlu dididik untuk bagaimana bermuamalah dan bergaul yang baik dengan masyarakat.

Amat sangat bagus bila pesantren bisa mengusahakan klub belajar intensif Bahasa Arab dan Inggris, retorika, pidato, logika dan lain-lain, disamping menyiapkan ruang-ruang praktikum, laboratorium Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Perpustakaan, Koperasi, Kursus komputer yang disertai para guru yang mampu di bidang tersebut.

Demikianlah. Kehidupan pondok pesantren tentu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Banyak hal yang mesti harus kita benahi kembali dari Al Khairaat kita. Yang paling utama barangkali adalah perapian manajemen dan pengelolaannya secara profesional. Target-target ideal demi pencapaian kualitas pendidikan juga harus terus diusahakan. Profesionalisme tenaga pendidik dibarengi dengan keikhlasan pengabdian membina Al Khairaat sebagai amanah umat, amanah Islam, dan amanah pendiri utamanya; Guru Tua, Al-'Âlimul ‘Allamah Al Habîb As Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri dan Guru Besar Alkhairaat Tilamuta, Alm. KH. Muhammad Abubakar. Tidak sedikit alumni Al Khairaat Tilamuta yang telah berhasil dari luar yang siap mengabdikan ilmunya. Mereka hanya perlu diajak bekerjasama, difasilitasi dan diajak berdialog tentang manajemen pondok pesantren. Sebab pendidikan dan pengalaman yang mereka pelajari dari luar sedikit banyak bermanfaat bagi pengembangan Al Khairaat di masa mendatang.

Semoga seluruh usaha kita diberkahi oleh Allah Swt. Amîn.

Cairo, November 2008
Dari catatan: Mengenang Hari di Alkhairaat Tilamuta
Umarulfaruq Abubakar – Luqmanul Hakim Abubakar





1 comments:

  1. Boleh tahu alamat email PonPes Al Khairaat Palu? Trims.

    ReplyDelete