Beranda

Friday, May 4, 2012

Bukan Musuh, Tapi Kawan Berpikir; In Memeoriam KH. Muhammad Abubakar

Bukan Musuh, Tapi Kawan Berpikir
(Catatan Umarulfaruq Abubakar, dalam buku: Ada Cinta di Mata Aba, In Memeoriam KH. Muhammad Abubakar)


Kehidupan yang berliku membuat setiap kita tak lepas dari berbagai macam perbedaan pendapat. Sebab setiap orang punya pemikiran berbeda yang dibentuk oleh latar belakang keluarga, pendidikan, dan pengalaman yang tidak sama. Ketidaksamaan ini bila tidak disikapi dengan baik ujung-ujungnya akan membawa kepada perselisihan.

Tidak adanya usaha untuk saling memahami dan bertoleransi sering membawa kepada perpecahan. Lebih-lebih bagi seorang yang bergerak di bidang pendidikan dan pemikiran keislaman, perbedaan pada beberapa cabang permasalahan agama tidak dapat dihindari. Perbedaan ini menjadi indah bila disikapi dengan baik, sebab dalam beberapa kesempatan, adanya perbedaan ini membuat kita bisa saling mengisi satu sama lain.

Memang tidak mudah menghadapi adanya perbedaan. Sebab ia berkaitan dengan ego diri, reputasi, nama, pemikiran, perasaan, kepentingan, dan berbagai hal lainnya. Orang yang tidak menerima sebuah pendapat walaupun benar, kadangkala bukan karena ia tidak mengetahui bahwa pendapat itu benar, melainkan karena perasaan ego yang kuat, merasa lebih dibanding yang lain, dan menganggap orang yang menyampaikan pendapat yang berbeda dengannya itu derajatnya lebih di bawah dari dirinya. Ada sedikit kesombongan yang masih bersemayam di lubuk hatinya. Sungguh sangat perlu kedewasaan diri dan kerendahan hati yang lebih dalam menghadapi ketidaksamaan ini.

Aba sebagai pimpinan pondok yang ikut bertanggungjawab pada kebijakan dan keputusan dalam pesantren, tokoh masyarakat yang turut aktif dalam beragam kegiatan sosial, dan tokoh agama yang menjadi tempat merujuk untuk berbagai persoalan keagamaan, tentu ikut turut merasakan atmosfir perbedaan pendapat dengan berbagai kalangan ini.

Pada permasalahan agama saja, banyak hal furu' yang berbeda. Bukan hanya saat ini, tapi sejak zaman yang silam. Sejarah umat telah mencatat adanya empat mazhab yang tetap lestari hingga saat ini, didukung oleh dalil-dalil dan para ulama yang memperjuangkannya. Namun semua bisa saling memahami satu sama lain, sehingga terjadi sinergi yang produktif.

Belum lagi menyangkut perbedaan terkait dengan kebijakan pondok dan beberapa pandangan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Banyak hal-hal yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya.

Dalam menghadapi perbedaan semacam ini Aba selalu memposisikan orang yang berbeda dengannya sebagai kawan dan sama sekali bukan musuh. Sebab seperti kata Imam Syafi'i, sebuah pendapat yang menurut kita (setelah melalui pemikiran dan pertimbangan yang mendalam) adalah benar, bisa saja itu salah, sementara pendapat orang lain yang menurut kita salah, bisa saja itulah yang benar.

Ketika kita sudah punya satu pendapat, maka yang paling penting adalah apa yang menjadi landasan dari pendapat tersebut, apa dalil dan argumentasinya, sehingga kita memilih pendapat tersebut. Ketika ada orang yang berbeda, yang kita lihat juga adalah landasan dari pendapatnya itu. Kemudian dari melihat landasan pendapat ini kita bisa mempertimbangkan mana yang paling kuat.

Bisa jadi kita akan tetap bertahan dan konsisten pada pendapat kita saat kita melihat bahwa tetap pendapat kitalah yang paling kuat. Atau kita bisa mengambil pendapat kawan bila ternyata itu yang paling sesuai dengan situasi dan tempat saat ini, atau bisa juga kita mengambil jalan tengah di antara dua pendapat yang berbeda ini. Jadi, orang yang berbeda bisa menjadi kawan untuk saling membangun, bukan dianggap sebagai musuh yang berniat menjatuhkan.

Apapun yang terjadi, baik sama atau pun beda, kita tetap wajib untuk saling menghormati, saling menyayangi, saling toleransi, dan saling memahami untuk menjaga keutuhan umat ini. Sebab perpecahan adalah terlarang apapun bentuknya.

Saya terus mengenang hal ini sebagai salah satu hal yang membanggakan dari Aba, dan saya ingin terus belajar untuk mempraktekannya dalam kehidupan..

Kairo, musim dingin di penghujung Desember 2010

0 comments:

Post a Comment